Minggu, 18 Januari 2015

Orang yang paling dekat dengan Nabi di hari kiamat

Orang yang paling dekat dengan Nabi di hari kiamat



Diriwayatkan dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا الْمُتَفَيْهِقُونَ قَالَ الْمُتَكَبِّرُونَ

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat kelak adalah orang yang terbaik akhlaqnya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun.” Sahabat berkata: “Ya Rasulullah… kami sudah tahu arti tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti mutafaihiquun?” Beliau menjawab, “Orang yang sombong.” (HR. Tirmidzi, ia berkata ‘hadits ini hasan gharib’. Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam kitab Shahih Sunan Tirmidzi)

Di dalam hadits ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan bahwa orang yang paling dekat dengan beliau adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya. Maka apabila akhlak Anda semakin mulia niscaya kedudukan anda di hari kiamat kelak akan semakin dekat dengan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan selain Anda. Sedangkan orang yang terjauh posisinya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari kiamat kelak adalah tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun (Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 396-397)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna tsartsarun adalah orang yang banyak bicara dan suka menyerobot pembicaraan orang lain. Apabila dia duduk ngobrol dalam suatu majelis dia sering menyerobot pembicaraan orang lain, sehingga seolah-olah tidak boleh ada yang bicara dalam majelis itu selain dia. Dia berbicara tanpa membiarkan orang lain leluasa berkata-kata. Perbuatan seperti ini tidak diragukan lagi termasuk kesombongan. Yang dimaksud majelis dalam konteks ini adalah pembicaraan-pembicaraan sehari-hari bukan majelis ilmu atau pengajian, sebab jika suatu saat Anda mendapat kesempatan untuk memberikan nasihat atau mengisi kajian di depan mereka lalu Anda sendirian yang lebih banyak berbicara maka hal ini tidaklah mengapa (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan bahwa makna mutasyaddiqun adalah orang yang suka berbicara dengan gaya bicara yang meremehkan orang lain seolah-olah dia adalah orang paling fasih, itu dilakukannya karena kesombongan dan bangga diri yang berlebihan. Seperti contohnya berbicara dengan menggunakan bahasa Arab di hadapan orang-orang awam, sebab kebanyakan orang awam tidak paham bahasa Arab. Seandainya Anda mengajak bicara mereka dengan bahasa Arab maka tentulah hal itu terhitung sikap berlebihan dan memaksa-maksakan dalam pembicaraan. Adapun jika Anda sedang mengajar di hadapan para penuntut ilmu maka biasakanlah berbicara dengan bahasa Arab dalam rangka mendidik dan melatih mereka agar sanggup berbicara dengan bahasa Arab. Adapun terhadap orang awam maka tidak selayaknya Anda berbicara dengan mereka dengan bahasa Arab, tetapi bicaralah dengan mereka dengan bahasa yang mereka pahami dan jangan banyak memakai istilah-istilah asing, artinya janganlah Anda menggunakan kata-kata asing yang sulit mereka mengerti, karena hal itu termasuk berlebihan dan angkuh dalam pembicaraan (lihat Syarh Riyadhush Shalihin, hal. 397)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menerangkan makna mutafaihiqun: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkannya yaitu orang-orang yang sombong. Orang sombong ini bersikap angkuh di hadapan orang-orang. Jika berdiri untuk berjalan seolah-olah dia berjalan di atas helaian daun (dengan langkah kaki yang dibuat-buat –pent) karena adanya kesombongan di dalam dirinya. Perilaku ini tak diragukan lagi termasuk akhlak yang sangat tercela, wajib bagi setiap orang untuk menghindarinya. Karena yang namanya orang tetap saja manusia biasa, maka hendaklah dia mengerti ukuran dirinya sendiri. Meskipun dia telah dikaruniai sekian banyak harta, kedalaman ilmu atau kedudukan yang tinggi oleh Allah, seyogyanya dia merendahkan diri (tawadhu’). Sikap tawadhu’ orang-orang yang telah mendapat anugerah harta, ilmu, atau kedudukan tentu lebih utama nilainya daripada tawadhu’nya orang-orang yang tidak seperti mereka. Oleh sebab itu terdapat dalam sebuah hadits yang memberitakan orang-orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak disucikan-Nya pada hari kiamat, diantara mereka adalah: “Orang miskin yang sombong” Sebab orang miskin tidak mempunyai faktor pendorong (modal) untuk sombong…. Sudah semestinya orang-orang yang diberi anugerah nikmat oleh Allah semakin meningkatkan syukurnya kepada Allah serta semakin tambah tawadhu’ kepada sesama, semoga Allah memberikan taufiq kepada saya dan seluruh umat Islam untuk memiliki  akhlak yang mulia dan amal yang baik, dan semoga Allah menjauhkan kita dari akhlak-akhlak yang buruk dan amal-amal yang jelek, sesungguhnya Dia Maha dermawan lagi Maha mulia (lihat Syarah Riyadhush Shalihin, hal. 397-398)

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Kesabaran Dalam Menegakkan Kebenaran

Kesabaran Dalam Menegakkan Kebenaran



Assalamualaeykum warahmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Saya menyanjung-Nya, meminta keampunan kepada-Nya dan memuji-muji-Nya.

Maha Suci Allah, dalam hadis kali ini, ingin dikisahkan tentang kisah seorang anak dalam menegakkan kesabaran. Turut juga perintah untuk kita bersabar dalam menegakkan yang Haq.

Dalil Manusia Boleh Korbankan Diri Untuk Kebaikan :

Dari Utsaimin rahimahullah berkata : Dalam hadis ini terdapat dalil bahawa manusia boleh mengorbankan dirinya untuk kebaikan umum kaum muslimin. Karena anak kecil ini menunjukkan pada raja perkara yang dapat mengantarkan dirinya kepada kematian dan kebinasaan, iaitu mengambil anak panah dari kantungnya.

Dari Shuhaib r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: “Dahulu ada seorang raja dari golongan ummat yang sebelum engkau semua, ia mempunyai seorang ahli sihir. Setelah penyihir itu tua, ia berkata kepada raja: “Sesungguhnya saya ini telah tua, maka itu kirimkanlah padaku seorang anak yang akan saya beri pelajaran ilmu sihir.”
Kemudian raja itu mengirimkan padanya seorang anak untuk diajarinya. Anak ini di tengah perjalanannya apabila seseorang rahib -pendeta Nasrani – berjalan di situ, ia pun duduklah padanya dan mendengarkan ucapan-ucapannya. Apabila ia telah datang di tempat penyihir – yakni dari pelajarannya, ia pun melalui tempat rahib tadi dan terus duduk di situ – untuk mendengarkan ajaran- ajaran Tuhan yang disampaikan olehnya. Selanjutnya apabila datang di tempat penyihir, ia pun dipukul olehnya – kerana kelambatan datangnya. Hal yang sedemikian itu diadukan oleh anak itu kepada rahib, lalu rahib berkata: “Jikalau engkau takut pada penyihir itu, katakanlah bahawa engkau ditahan oleh keluargamu dan jikalau engkau takut pada keluargamu, maka katakanlah bahawa engkau ditahan oleh penyihir.”
Pada suatu ketika di waktu ia dalam keadaan yang sedemikian itu, lalu tibalah ia di suatu tempat dan di situ ada seekor binatang yang besar dan menghalang- halangi orang banyak – untuk berlalu di jalanan itu. Anak itu lalu berkata: “Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah pendeta itu yang lebih baik?” Iapun lalu mengambil sebuah batu kemudian berkata: “Ya Allah, apabila perkara pendeta itu lebih dicintai di sisiMu daripada perkara penyihir, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang banyak dapat berlalu.” Selanjutnya binatang itu dilemparnya dengan batu tadi, kemudian dibunuhnya dan orang-orang pun berlalulah. Ia lalu mendatangi rahib dan memberitahukan hal tersebut. Rahib itu pun berkata: “Hai anakku, engkau sekarang adalah lebih mulia daripadaku sendiri. Keadaanmu sudah sampai di suatu tingkat yang saya sendiri dapat memakluminya.Sesungguhnya engkau akan terkena cubaan, maka jikalau engkau terkena cubaan itu, janganlah menunjuk kepadaku.”
Anak itu lalu dapat menyembuhkan orang buta dan berpenyakit lepra serta dapat mengubati orang banyak dari segala macam penyakit. Hal itu didengar oleh kawan seduduk – yakni sahabat karib – raja yang telah menjadi buta. Ia datang pada anak itu dengan membawa beberapa hadiah yang banyak jumlahnya, kemudian berkata: “Apa saja yang ada di sisimu ini adalah menjadi milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku.” Anak itu berkata: “Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanyasanya Allah Ta’ala yang dapat menyembuhkannya. Maka jikalau tuan suka beriman kepada Allah Ta’ala, saya akan berdoa kepada Allah, semoga Dia suka menyembuhkan tuan. Kawan raja itu lalu beriman kepada Allah Ta’ala, kemudian Allah menyembuhkannya. Ia lalu mendatangi raja terus duduk di dekatnya sebagaimana duduknya yang sudah-sudah. Raja kemudian bertanya: “Siapakah yang mengembalikan penglihatanmu itu?” Maksudnya: Siapakah yang menyembuhkan butamu itu? Kawannya itu menjawab: “Tuhanku.” Raja bertanya: “Adakah engkau mempunyai Tuhan lain lagi selain dari diriku?” Ia menjawab: “Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.” Kawannya itu lalu ditindak oleh raja tadi dan terus-menerus diberikan seksaan padanya, sehingga kawannya itu menunjuk kepada anak yang menyebabkan kesembuhannya. Anak itu pun didatangkan. Raja berkata padanya: “Hai anakku, kiranya sihirmu sudah sampai ke tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit lepra dan engkau dapat melakukan ini dan dapat pula melakukan itu.” Anak itu berkata: “Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seseorang pun, hanyasanya Allah Ta’ala jualah yang menyembuhkannya.” Anak itu pun ditindaknya, dan terus-menerus diberikan seksaan padanya, sehingga ia menunjuk kepada pendeta. Pendeta pun didatangkan, kemudian kepadanya dikatakan: “Kembalilah dari agamamu!” Maksudnya supaya meninggalkan agama Nasrani dan beralih menyembah raja dan patung-patung. Pendeta itu enggan mengikuti perintahnya. Raja meminta supaya diberi gergaji, kemudian diletakkanlah gergaji itu di tengah kepalanya. Kepala itu dibelahnya sehingga jatuhlah kedua belahan kepala tersebut. Selanjutnya didatangkan pula kawan seduduk raja dahulu itu, lalu kepadanya dikatakan: “Kembalilah dari agamamu itu!” Ia pun enggan menuruti perintahnya. Kemudian diletakkan pula lah gergaji itu di tengah kepalanya lalu dibelahnya, sehingga jatuhlah kedua belahannya itu. Seterusnya didatangkan pulalah anak itu. Kepadanya dikatakan: “Kembalilah dari agamamu.” la pun menolak ajakannya. Kemudian anak itu diberikan kepada sekeIompok sahabatnya lalu berkata: “Pergilah membawa anak ini ke gunung ini atau itu, naiklah dengannya ke gunung itu. Jikalau engkau semua telah sampai di puncaknya, maka apabila anak ini kembali dari agamanya, bolehlah engkau lepaskan, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ia dari atas gunung itu.” Sahabat-sahabatnya itu pergi membawanya, kemudian menaiki gunung, lalu anak itu berkata: “Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu.” Kemudian gunung itu pun bergerak keras dan orang- orang itu jatuhlah semuanya. Anak itu lalu berjalan menuju ke tempat raja. Raja berkata: “Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?” Ia menjawab: “Allah Ta’ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka. Anak tersebut terus diberikan kepada sekelompok sahabat-sahabatnya yang lain lagi dan berkata: “Pergilah dengan membawa anak ini dalam sebuah tongkang dan belayarlah sampai di tengah lautan. Jikalau ia kembali dari agamanya – maka lepaskanlah ia, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ke lautan itu.” Orang-orang bersama- sama pergi membawanya, lalu anak itu berkata: “Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu.” Tiba-tiba tongkang itu terbalik, maka tenggelamlah semuanya. Anak itu sekali lagi berjalan ke tempat raja. Rajapun berkatalah: “Apakah yang dikerjakan oleh kawan-kawanmu?” Ia menjawab: “Allah Ta’ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka.” Selanjutnya ia berkata pula pada raja: “Tuan tidak dapat membunuh saya, sehingga Tuan suka melakukan apa yang ku perintahkan.” Raja bertanya: “Apakah itu?” Ia menjawab: “Tuan kumpulkan semua orang di lapangan menjadi satu dan Tuan salibkan saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat panahku ini, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: “Dengan nama Allah, Tuhan anak ini,” terus lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya apabila Tuan mengerjakan semua itu, tentu Tuan dapat membunuhku.”
Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang luas. Anak itu disalibkan pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat panahnya, lalu meletakkan anak panah di busur, terus mengucapkan: “Dengan nama Allah, Tuhan anak ini.” Anak panah dilemparkan dan jatuhlah anak panah itu pada pelipis anak tersebut. Anak itu meletakkan tangannya di pelipisnya, kemudian meninggal dunia.
Orang-orang yang berkumpul itu sama berkata: “Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini.” Raja didatangi dan kepadanya dikatakan: “Adakah Tuan mengetahui apa yang selama ini Tuan takutkan? Benar-benar, demi Allah, apa yang Tuan takutkan itu telah tiba – yakni tentang keimanan seluruh rakyatnya. Orang-orang semuanya telah beriman.”
Raja memerintahkan supaya orang-orang itu digiring di celah-celah bumi – yang bertebing dua kanan-kiri – iaitu di pintu lorong jalan. Celah-celah itu dibelahkan dan dinyalakan api di situ, Ia berkata: “Barangsiapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam celah-celah itu,” atau dikatakan: “Supaya melemparkan dirinya sendiri ke dalamnya.” Orang banyak melakukan yang sedemikian itu – sebab tidak ingin kembali menjadi kafir dan musyrik lagi, sehingga ada seorang wanita yang datang dengan membawa bayinya. Wanita ini agaknya ketakutan hendak menceburkan diri ke dalamnya. Bayinya itu lalu berkata: “Hai ibunda, bersabarlah, kerana sesungguhnya ibu adalah menetapi atas kebenaran.” (Riwayat Muslim)

Rujuk Kitab Riyadhus Salihin untuk rujukan. Riyadhus Shalihin

Kitab Niat Dan Apa-Apa yang Berkaitan dengannya : Bab Sabar

Solat Jenazah

Solat Jenazah

Solat Jenazah


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh


Bismillahirrahmanirrahim

Khaifa halukum? Apa khabar semua? Harap sihat sejahtera, inshaAllah ameen. Topik kali ini adalah Solat Jenazah. Saat ada sahaja orang menjemput solat jenazah, mesti ada antara kalian yang melarikan diri? Mengapa? Jawapannya senang sahaja, mungkin anda tidak tahu solat jenazah..wallahu alam. Mungkin juga anda kesibukan hal duniawi, namun…mengapa kita kejar sangat duniawi? Apa salahnya kita tunaikan solat jenazah, kerana sampai masanya kita pula yang akan dikhafankan serta disolatkan.






Solat Jenazah?


Apabila ada umat Islam yang meninggal, maka menjadi tanggungjawab kita untuk melakukan solat jenazah. Solat jenazah ini adalah perkara fardhu kifayah. Maksudnya adalah, perkara yang dituntut untuk umat islam melakukannya. Berdosa seluruh umat di sesuatu kawasan jika tidak ada yang melakukannya, namun jika ada salah seorang atau lebih yang melakukannya maka terlepaslah tanggungjawab terhadap seluruh umat Islam.









Siapa yang lebih layak meng-imamkan solat ini?


Sebenarnya, lebih afdhal jika zuriat atau keluarga terdekat yang lelaki yang meninggal itu untuk melakukannya.






Kedudukan jenazah macam mana?


Bagi jenazah lelaki:


Kedudukan dia adalah terlentang mengereng dari qiblat dan kirinya adalah qiblat dan kanannya adalah imam.






Bagi jenazah perempuan:


Kedudukannya sama macam lelaki cuma kirinya adalah imam dan kanannya adalah qiblat.






Untuk mudah memahami, rujuk gambar ini:




Kedudukan jenazah yang ramai bolehlah diletakkan sama ada secara berbaris atau disusun beberapa baris.



Persedian Sebelum solat jenazah?

Sebelum solat, sunat Bilal melafazkan :




الصَلاَةُ جَامِعَه الصَلاَةُ الْمَيِّت اَلْحَاضِرُ رَحِمَكُمُ الله


Jawab Makmum :



الصَلاَةُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله


Seeloknya, saf solat jenazah seboleh-bolehnya dijadikan 3 sof dan makmum digalakkan melebihi 40 orang.



Rukun Solat Jenazah

1. Niat pada takbiratul ihram.


2. Berdiri bagi yang berkuasa tanpa sebarang rukuk dan sujud.


3. Takbir 4 kali termasuk takbiratul ihram.


4. Membaca surah Al-Fatihah sesudah takbir pertama.


5. Selawat atas Nabi Muhammad saw (selawat Ibrahimiyyah) sesudah takbir kedua.


6. Doa khas bagi jenazah sesudah takbir ketiga.


7. Memberi salam sesudah takbir keempat.




Cara Mengerjakan Solat Jenazah


1) Berdiri betul dan lafaz niat solat jenazah.

2) Lafaz niat.


Lafaz niat mayat lelaki:




“Sahaja aku solat keatas ini mayat lelaki empat takbir fardhu kifayah menjadi imam/makmum kerana Allah taala”.



Lafaz niat mayat perempuan:






“Sahaja aku solat keatas ini mayat perempuan empat takbir fardhu kifayah menjadi imam/makmum kerana Allah taala”.



Sekiranya kanak-kanak, tambah ayat:


1. الطِفْلِ selepas ayat اْلمَيِّتِ dalam niat mayat lelaki untuk mayat kanak-kanak lelaki.


2. الطِفْلَةِ selepas ayat اْلمَيْتَةِ dalam niat mayat perempuan untuk kanak-kanak perempuan.



3) Takbiratul ihram:



اَ للهُ اَكْبَرُ


“Allah Maha Besar”.
Beserta dengan niat
“Sahaja aku solat keatas ini mayat perempuan/lelaki/kanak lelaki/kanak perempuan empat takbir fardhu kifayah menjadi imam/mengikut imam kerana Allah taala”.



4) Takbir Pertama:
Baca surah al-Fateehah…



5) Takbir Kedua:

Selepas mengangkat takbir kedua, selawat ke atas nabi saw…



“Ya Allah berilah rahmat kepada junjungan Nabi Muhammad saw, dan berilah kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw sebagaimana Engkau memberikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Berkatilah Nabi Muhammad saw dan keluarganya sebagaimana Engkau telah memberikan keberkatan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya atas alam-alam ini, Engkaulah zat yang terpuji dan Maha mulia.”


6) Takbir Ketiga:
Selepas mengangkat takbir ketiga, baca doa ini…


“Ya Allah, ampunilah baginya dan kasihilah dia dan afiatkan dia dan maafkanlah kesalahannya dan muliakan kedudukannya dan lapangkan kuburnya dan bersihkan dia dengan air salju dan air dingin. Bersihkanlah dia dari kesalahannya sebagaimana dibersihkan kain putih dari kekotoran, dan gantikanlah kampunganya dengan kampung yang lebih baik dan ahli keluarganya yang baik, suami isteri yang lebih baik. Masukkanlah dia ke dalam syurga dan lindungilah dia dari seksa kubur dan fitnahnya dan dari seksa neraka.”

Nota : Jika tidak mampu hafal, cukuplah sekadar Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu

Nota : Jika mayat wanita, tukarkan ـه kepada ها kerana merujuk bahasa arab kepada 'nya'. Maka bunyinya:

Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha


7) Takbir keempat:


Berdoa lagi selepas takbir keempat…


“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan permohonan kami untuk kebajikannya dan janganlah Engkau membiarkan kami di timpa fitnah setelah ketiadaannya dan ampunkanlah kami dan dia juga rakan kami yang terdahulu beriman dan janganlah Engkau sematkan perasaan hasad dengki kedalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Tuhan kami, sesungguhnya Engkau bersifat pengasih dan penyanyang.”

Jika tidak mampu hafal sepenuhnya, cukuplah sepanjang : Allahumma la tahrimna ajrohu, wa laa taftinna ba'dahu waghfirlana wa lahu.
Nota : Jika mayat wanita, tukarkan ـه kepada ها kerana merujuk bahasa arab kepada 'nya'. 
Maka bunyinya adalah : Allahumma la tahrimna ajroha wa laa taftinna ba'daha waghfirlana wa laha.
8) Memberi salam ke kanan dan ke kiri. 

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ 


Bacaan sesudah salam


1. Surah Al-Ikhlas 3 kali.


2. Surah Al-Falaq 1 kali.


3. Surah An-Nas 1 kali.


4. Surah Al-Fatihah 1 kali.


5. Surah Al-Baqarah ayat 1-5.


6. Ayat Kursi 1 kali.


7. Doa yang sesuai.






Apa beza solat ini dengan solat-solat yang lain?


Bezanya adalah solat jenazah tidak perlu sujud. Takbir diangkat 4 kali dan selepas membaca doa selepas takbir keempat, terus bagi salam.

Harut dan Marut – Kisah Ilmu Sihir

Harut dan Marut – Kisah Ilmu Sihir

Kota Babylon



Harut dan Marut – Kisah Ilmu Sihir

﴿﷽﴾


In The Name of Allah, The Most Gracious, The Most Merciful
Muqaddimah

﴿ اِقْرَاۡ بِاسْمِ رَبِّکَ الَّذِیۡ خَلَقَ﴾

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan"
[al-Alaq : 1]
………………………………………………………………………………………

Alhamdulillah, sekali lagi saya ucapkan syukur kepada Allah azza wa jall kerana mengizinkan saya sekali lagi untuk berkongsi kisah-kisah menarik. Yang boleh dijadikan tauladan, mahupun ilmu, atau untuk berdakwah kepada remaja-remaja dan sebagainya. Yang penting niat anda mestilah bersih, kerana Allah ta’ala.
Kali ini ingin dikisahkan pula oleh Ibn Kathir mengenai “Harut dan Marut”, kisah mengenai zaman Nabi Sulaiman alaihissalam dahulu. Anda mungkin pernah terdengar sekarang ini, bahawa Israel sedang menggali Baitul Maqdis untuk mencari buku sihir Nabi Sulaiman yang “dikatakan” tertanam di bawahnya. Setelah anda baca kisah ini, saya yakin, anda akan temui bahawa apa yang dicari oleh Israel itu cumalah sia-sia, mereka cuma mencari kitab "syaitan" sahaja. Insha-Allah, mari sama-sama kita baca kisahnya wahai para pembaca yang dirahmati Allah sekalian.
Ingin saya ingatkan bahawa pembacaan ini agak panjang, harap para pembaca dirahmati Allah bersabar. Kerana kebenaran akan ditemui akhirnya. Jangan anda langkah-langkah ayat, kerana saya takut anda tidak faham apa yang mahu disampaikan.
Di sini terdapat juga dalil mengatakan ahli sihir itu harus dibunuh atau dipenggal kepalanya hingga mati, Allah sahaja tahu yang terbaik!
…………………………………………………………………………………

Harut dan Marut – Kisah IlmuSihir

﴿وَاتَّبَعُوۡا مَا تَتْلُوا الشَّیٰطِیۡنُ عَلٰی مُلْکِ سُلَیۡمٰنَ ۚ وَمَا کَفَرَ سُلَیۡمٰنُ وَلٰکِنَّ الشَّیٰطِیۡنَ کَفَرُوۡا یُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحْرَ ٭ وَمَاۤ اُنۡزِلَ عَلَی الْمَلَکَیۡنِ بِبَابِلَ ہٰرُوۡتَ وَمٰرُوۡتَ ؕ وَمَا یُعَلِّمَانِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰی یَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَۃٌ فَلَا تَکْفُرْ ؕ فَیَتَعَلَّمُوۡنَ مِنْہُمَا مَا یُفَرِّقُوۡنَ بِہٖ بَیۡنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِہٖ ؕ وَمَا ہُمۡ بِضَآرِّیۡنَ بِہٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللہِ ؕ وَیَتَعَلَّمُوۡنَ مَا یَضُرُّہُمْ وَلَا یَنۡفَعُہُمْ ؕ وَلَقَدْ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشْتَرٰىہُ مَا لَہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنْ خَلٰقٍ ؕ۟ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمْ ؕ لَوْ کَانُوۡا یَعْلَمُوۡنَ﴿۱۰۲﴾


102. Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman(dan mereka mengatakan bahawa sesungguhnya Sulaiman itu mengamalkan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir(tidak mengamalkan sihir), hanya syaitan-syaitan itu yang kafir(mengamalkan sihir). Mereka mengajar sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil(Babylon) iaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan : “Sesungguhnya kami hanya cubaan(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir(dengan mempelajari sihir ini dari kami).” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu(ahli sihir) tidak akan dapat memudaratkan kepada seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Demi sesungguhnya mereka (kaum Yahudi) telah pun mengetahui bahawa barangsiapa yang memilih ilmu sihir itu, tiada baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui.

﴿وَلَوْ اَنَّہُمْ اٰمَنُوۡا وَاتَّقَوْا لَمَثُوۡبَۃٌ مِّنْ عِنۡدِ اللہِ خَیۡرٌ ؕ لَوْ کَانُوۡا یَعْلَمُوۡنَ

103. Sesungguhnya jika mereka beriman dan bertakwa, (nescaya mereka akan mendapat pahala) dan sesungguhnya pahala di sisi Allah adalah lebih baik jika mereka mengetahui.
[Al-Quran Surah Baqarah : 102  -  103]
………………………………………………………………………………………


Diceritakan oleh al-‘Ufi dalam terjemahannya dengan keizinan dari Ibn ‘Abbas berhubung dengan Firman Allah azza wa jall :
﴿وَاتَّبَعُوۡا مَا تَتْلُوا الشَّیٰطِیۡنُ عَلٰی مُلْکِ سُلَیۡمٰنَ ۚ وَمَا کَفَرَ سُلَیۡمٰنُ وَلٰکِنَّ الشَّیٰطِیۡنَ کَفَرُوۡا یُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحْرَ ٭ وَمَاۤ اُنۡزِلَ عَلَی الْمَلَکَیۡنِ بِبَابِلَ ہٰرُوۡتَ وَمٰرُوۡتَ ؕ وَمَا یُعَلِّمَانِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰی یَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَۃٌ فَلَا تَکْفُرْ ؕ...
{Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman(dan mereka mengatakan bahawa sesungguhnya Sulaiman itu mengamalkan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir(tidak mengamalkan sihir), hanya syaitan-syaitan itu yang kafir(mengamalkan sihir). Mereka mengajar sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil(Babylon) iaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan : “Sesungguhnya kami hanya cubaan(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir(dengan mempelajari sihir ini dari kami).”}

Apabila Sulaiman kehilangan kerajaannya, sejumlah besar daripada manusia dan Jinn mengkhianat dan mengikut hawa nafsu mereka. Tetapi apabila Allah swt pulihkan semula kerajaanya, dan pengkhianat-pengkhianat tersebut kembali semula pada Jalan Yang Benar sekali lagi, Sulaiman menawan Kitab Suci mereka di mana dia menyimpan di bawah takhtanya. Tidak lama kemudian, Sulaiman alaihissalam meninggal. Dengan segera, manusia dan Jinn selongkar Kitab Suci di bawah takhta Sulaiman itu dan berkata : Ini adalah buku yang didedahkan Allah kepada Sulaiman yang telah merahsiakan dari kita. Mereka mengambilnya sebagai agama mereka dan Allah berfirman :

 وَلَمَّا جَآءَہُمْ رَسُوۡلٌ مِّنْ عِنۡدِ اللہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمْ نَبَذَ فَرِیۡقٌ مِّنَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الْکِتٰبَ ٭ۙ کِتٰبَ اللہِ وَرَآءَ ظُہُوۡرِہِمْ کَاَنَّہُمْ لَایَعْلَمُوۡنَ﴿۱۰۱﴾۫

{“Dan setelah datang kepada mereka seorang rasul di sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian daripada orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan Kitab Allah ke belakang (punggung) nya seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahawa itu adalah kitab Allah).”}[Al-Baqarah : 101]
…dan mereka mengikut apa yang syaitan berikan yakni : alatan musik, dimainkan dan semua yang menghalang daripada mengingati Allah.
Dikisahkan dari Ibn Jarir :
Saya diberitahu daripada Abu As-Sa’ib Salamah Ibn Junadah As-Sawa’I daripada Abu Mu’awiyyah daripada Al-A’mash daripada  Al-Minhal daripada Sa’id Ibn Jubair dengan kebenaran Ibn Abbas dengan berkata :
Apabila Sulaiman mahu menyahut seruan alam atau berkasih dengan isteri-isterinya, biasanya dia akan memberikan cincinnya kepada seorang perempuan bernama Al-Jaradah. Apabila Allah Maha Kuasa mahu timpakan sesuatu ke atas Sulaiman, dia memberikan cincin itu kepada wanita tersebut.
Seterusnya, syaitan datang kepada wanita itu dalam rupa Sulaiman dan mengambil cincin itu daripadanya. Apabila syaitan memakai cincin itu, semua manusia, Jinn dan syaitan patuh kepadanya. Kemudian, Sulaiman datang kepada Al-Jaradah untuk meminta cincinnya dan dia berkata  : “Kamu penipu! Kamu bukan Sulaiman!” Jadi, tahulah Sulaiman bahawa ini adalah sebuah dugaan daripada Allah. Dengan ini, syaitan mampu buat sesuka hati mereka. Mereka menulis Buku Sihir dan kata-kata kufur di mana mereka tanamnya di bawah takhta Sulaiman. Selepas kematian Sulaiman, mereka menggali semula mencari buku ini, dan berkata : “Sungguh! Sulaiman itu selalu meminta tolong dengan buku ini!” Seterusnya, masyarakat mula menuduh bahawa Sulaiman itu kafir hinggalah datangnya Muhamamd membawa ayat Quran yang bermaksud : { Sulaiman tidak kafir(tidak mengamalkan sihir), hanya syaitan-syaitan itu yang kafir(mengamalkan sihir).}
As-Sadiy berkata :
Firman Allah swt :
{Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman(dan mereka mengatakan bahawa sesungguhnya Sulaiman itu mengamalkan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir(tidak mengamalkan sihir), hanya syaitan-syaitan itu yang kafir(mengamalkan sihir).
Yakni :  Syaitan selalu mendengar perbualan antara malaikat-malaikat dengan teliti sekali mengenai apa yang terjadi di muka bumi ; mati, perkara ghaib ataupun perkara berkenaan tuhan. Kemudian, mereka datang untuk menginspirasi ahli nujum/tukang tilik mengenainya dan mereka pula memberitahu kepada orang ramai. Masyarakat mula mempercayai mereka, dan akhirnya tukang tilik mula mempercayai Syaitan yang setelah itu mula menokok tambah mengenai hal-hal yang dibincangkan malaikat dengan penipuan Syaitan ini.
Orang ramai mula mencatit mengenai hal ini dan mereka percaya Jinn tahu perkara ghaib. Sulaiman segera merampas catitan-catitan ini semua dan meletakkan di dalam peti dan  menanamnya di bawah takhtanya. Sesiapa sahaja yang mahu menghampirinya akan terbakar hidup-hidup.
Sulaiman mengisytiharkan bahawa sesiapa yang menyatakan bahawa syaitan tahu perkara ghaib bakal dipancung. Setelah kematian Sulaiman, syaitan datang menyerupai manusia dan berkata kepada masyarakat : “Aku akan bawa kamu kepada harta yang tidak akan habis selamanya”. Dia mengarahkan mereka untuk menggali takhta Sulaiman dan dia ke tepi. Dia berkata : Andai kamu gali dan tidak temui apa-apa, kamu boleh bunuh aku. Mereka menggalinya dan menjumpai tulisan itu.
Syaitan kemudian berkata : “Hanya dengan magik ini, Sulaiman mampu menakluk semua manusia, Jinn dan burung”. Kemudian, dia terbang. Kemudian menjadi fitnah pula bahawa Sulaiman itu adalah ahli sihir. Bani Israel menyimpan tulisan-tulisan tersebut mempertikaikan kepada Nabi Muhammad mengenainya. Tetapi Allah Maha Berkuasa, Dia mendedahkan kepada Muhammad FirmanNya :
{Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman(dan mereka mengatakan bahawa sesungguhnya Sulaiman itu mengamalkan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir(tidak mengamalkan sihir), hanya syaitan-syaitan itu yang kafir(mengamalkan sihir).}

Dikisahkan oleh Ar-Rabi’ Ibn Anas :

Yahudi itu selalu bertanya kepada Nabi Muhammad mengenai perihal Kitab Taurat, dan setiap kali mereka bertanya, Allah mendedahkannya kepada Muhammad yang mengalahkan mereka. Maka, mereka berkata : “Muhammad tahu apa yang telah didedahkan lebih baik daripada kita!” Kemudian, mereka bertanya baginda tentang sihir dan Allah mendedahkan kepada Muhammad FirmanNya:
{Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman(dan mereka mengatakan bahawa sesungguhnya Sulaiman itu mengamalkan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir(tidak mengamalkan sihir), hanya syaitan-syaitan itu yang kafir(mengamalkan sihir). Mereka mengajar sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil(Babylon) iaitu Harut dan Marut,}. Dan Dia memberitahu Baginda Muhammad bahawa Syaitan yang telah menulis buku tentang sihir dan ilmu tilik dan menanamnya di bawah takhta Sulaiman . Apabila baginda meninggal dunia, syaitan-syaitan membawa keluar magik tersebut dan memperdayakan orang ramai dengan berkata : “Ini adalah Ilmunya Sulaiman yang dia telah rahsiakan daripada kalian.” Nabi Muhammad memberitahu Yahudi tersebut mengenai kisah itu dan mereka tunduk malu kekalahan dan tersindir.
Allah Maha Kuasa berfirman :
{dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babil(Babylon) iaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan : “Sesungguhnya kami hanya cubaan(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir(dengan mempelajari sihir ini dari kami).” Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya}

Yakni : Yahudi salah cakap bahawa Allah mengajar Sihir kepada Jibriel dan Mikail kepada Sulaiman Bin Daud, tetapi Allah tunjukkan kepada mereka kesalahan mereka itu. Tambahan Allah memberitahu Muhmmad bahawa bukan Jibriel mahupun Mikail yang turun dengan Sihir dan Sulaiman itu bebas dari tuduhan Ahli Sihir. Allah memberitahu semua orang bahawa sihir itu bukan apa-apa melainkan kerja Syaitan yang mengajarnya kepada penduduk Babil(Babylon). Dan, orang yang mengajar sihir kepada mereka adalah Harut dan Marut.
Hadis Hadis Berkenaan…

Allah Maha Kuasa berfirman :
{sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan : “Sesungguhnya kami hanya cubaan(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir(dengan mempelajari sihir ini dari kami).”}, Ibn Abbas berkata : Mereka sering memberi peringatan kepada sesiapa sahaja yang mahu belajar sihir dari mereka dan berkata kepada mereka  : {“Sesungguhnya kami hanya cubaan(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir(dengan mempelajari sihir ini dari kami).”}, yang mereka tahu yang mana satu baik, yang buruk dan kafir dan yang bukan kafir dan mereka tahu Sihir itu Syirik. Ibn Abbas sambung : Sekiranya mereka tidak dapat pengaruhi mereka, mereka(Harut dan Marut) menyuruh ke tempat itu dan itu. Di sana mereka akan temui Syaitan mengajar mereka. Dalam masa sama mereka diajar sihir, kepercayaan mereka(disimbolis kan sebagai cahaya) keluar dari tubuh mereka dan melayang ke udara. Seterusnya, mereka berkata : Celaka aku! Seterusnya, Al-Hassan al-Basri berkata : kedua-dua malaikat yang dihantar dengan sihir untuk mengajarnya kepada orang sebagai ujian kepada mereka dan Allah mengambil perjanjian dengan mereka untuk tidak mengajar sesiapa sihir {sebelum mengatakan : “Sesungguhnya kami hanya cubaan(bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir(dengan mempelajari sihir ini dari kami).”}
[Diceritakan oleh Ibn Abu Hatim]


Allah Maha Kuasa berfirman :
{ Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dapat memisahkan antara seorang (suami) dengan isterinya } yakni : mereka belajar daripada Harut dan Marut mengenai sihir yang boleh memisahkan antara suami dan isteri walaupun mereka suami isteri saling mengasihi dan mempercayai.
Hal ini terjadi dengan kepintaran Syaitan sepertimana disebutkan dalam Sahih Imam Muslim, hadis diriwayatkan oleh Jabir Ibn ‘Abdullah bahawa Rasulullah bersabda :
“Iblis meletakkan takhtanya di atas air; kemudian dia menghantar kumpulan kecil (untuk mencipta perselisihan);  semakin tinggi derajat mereka adalah mereka yang terkenal dengan membuat perselisihan. Salah seorang dari mereka datang dan berkata  : Aku telah melakukan demikian dan demikian. Dan dia berkata : Kamu tidak buat apa-apa pun. Kemudian, salah satu dari mereka datang dan berkata : Aku tidak tinggalkan sedemikan dan demikian hinggalah aku menanam benih perselisihan dalam suami dan isteri. Syaitan itu dekat kepadanya dan berkata : Kamu telah lakukan yang terbaik.”

Al-’Amash kemudian berkata : “Kemudian dia memeluk syaitan tersebut.” 
Perselisihan antara suami dan isteri boleh dihasilkan melalui sihir di mana syaitan membiarkan setiap suami isteri itu membayangkan perkara buruk – pandangan, sikap etc – mengenai pasangannya itu.
Allah Maha Kuasa berfirman :
{Dan mereka itu(ahli sihir) tidak akan dapat memudaratkan kepada seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah}, Abu Sufyan Ath-Tharwi berkata : Mereka tidak boleh menyakiti sesiapa kecuali dengan Izin Allah. Tambahan , Muhammad Ibn Ishaq berkata : Mereka tidak boleh menyakiti sesiapa pun kecuali Allah membenarkan mereka untuk lakukannya.
Al-Hasan al-Basri berkata : {Dan mereka itu(ahli sihir) tidak akan dapat memudaratkan kepada seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah}, yakni : Sesiapa yang Allah kehendakit untuk diberi kesan, dia akan diberi kesan. Dan, sesiapa yang Allah tidak mahu diberikan kepadanya kesan, maka tidak akan diberi kesanlah kepadanya(yakni mengenai sihir itu). Tambahan, mereka tidak boleh sakiti sesiapa kecuali dengan keizinan Allah Maha Kuasa.
Allah Maha Kuasa berfirman :
{Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat dan tidak memberi manfaat kepada mereka} yakni : mereka mempelajari sesuatu yang memudharatkan agama mereka dan keyakinan mereka dan tidak lumayan pula bagi mereka. 
Allah berfirman : {Demi sesungguhnya mereka (kaum Yahudi) telah pun mengetahui bahawa barangsiapa yang memilih ilmu sihir itu, tiada baginya keuntungan di akhirat} yakni : Orang Yahudi itu mempelajari sihir daripada mengikuti Muhammad tahu bahawa sesiapa yang melakukan seperti mana mereka telah lakukan, dia tidak akan dapat keuntungan di Akhirat. Allah Maha Kuasa berfirman lagi : { dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir jika mereka mengetahui.}yakni : adalah mereka mempelajari sihir daripada memilih untuk mengikuti ajaran Muhammad ,

{Sesungguhnya jika mereka beriman dan bertakwa, (nescaya mereka akan mendapat pahala) dan sesungguhnya pahala di sisi Allah adalah lebih baik jika mereka mengetahui.} yakni : sekiranya mereka percaya kepada Allah dan RasulNya dan tidak mengingkari nikmatNya, nescaya mereka mendapat ganjaran yang jauh lebih baik daripada Allah Maha Hebat. Ini sesuai dengan Firman Allah azza wa jall :
“Tetapi orang yang dianugerahkan Ilmu berkata : “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang beriman dan mengerjakan kebajikan dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang yang sabar.”
[al-Qasas : 80]
Pendapat Ulama :
Sebahagian ulama’ menemui bukti bahawa ahli sihir itu adalah kafir dalam firman Allah : { Sesungguhnya jika mereka beriman dan bertakwa, }.  Ulama’ lain membuktikan bahawa ahli sihir itu bukan kafir, Cuma kepala mereka mestilah “Dipenggal”.
Amr Ibn Dianr meriwayatkan daripada Bajabla Ibn Abdah berkata : “Umar Ibn Khattab mengarahkan setiap ahli sihir mestilah dipenggal kepalanya hingga mati. Maka, mereka telah membunuh tiga wanita sihir. Tambahan, adalah benar bahawa Ibu Orang Beriman, Hafsah telah disihir oleh hamba wanitanya. Seterusnya, Hafsah mengarahkan supaya wanita itu dibunuh. Lebih lagi, Imam Hambal berkata : Daripada tiga orang sahabat Rasul itu bahawa ahli sihir mestilah dibunuh.”
 Sebaliknya, At-Tirmidhi meriwayatkan daripada Ismail Ibn Muslim daripada Al-Hassan daripada Jundub al-Adzi berkata : Rasul Allah berkata : “Hukuman yang ditentukan untuk ahli sihir adalah pancungan daripada pedang.”
Diriwayatkan oleh Al-Walid Ibn Uqbah ada ahli sihir yang selalu membuat pertunjukan magis untuknya. Dia boleh mencabut kepala seseorang, dan kemudian meletakkan semula di tempat asalnya. Orang ramai berkata : Maha Suci Allah! Ahli sihir itu menghidupkan yang mati. Bagaimanapun, seorang daripada orang musafir beriman itu nampak dia dan merancang sesuatu. Hari berikutnya, dia datang pada ahli magis tersebut dan memenggal kepalanya dan berkata : Andai kamu orang yang benar, hidupkan dirimu kembali! Dan, dia membacakan Firman Allah : {Apakah kamu menerima sihirnya itu, sedangkan kamu melihatnya}[Al-Anbiya : 3]. Al-Walid kemudiannya marah kerana musafir itu tidak meminta izinnya untuk membunuh ahli sihirnya, kemudian dia memenjarakan dia, dan bebaskan dia tidak lama itu. Allah tahu yang terbaik!
Imam Abu Bakr berkata : Salah seorang daripada putera mempunyai seorang ahli magis yang selalu membuat pertunjukkan dengan magisnya dan suatu hari Jundub datang dan membunuhnya dan berkata: Aku yakin bahawa dia adalah ahli sihir.

Allah sahaja yang tahu yang terbaik! Sekian terima kasih, Jazakallahu khoiron.
Setinta ilmu dikongsi daripada ﺍﺧﻰ Putera Mujahid Islam, Jazakallah wahai para pembaca rahimahullah ^_^

6 Sebab Beruntungnya Perempuan Mempunyai Rahim

6 Sebab Beruntungnya Perempuan Mempunyai Rahim


6 Sebab Beruntungnya Perempuan Mempunyai Rahim 



1.) Dia bekerja dengan Allah..jadi ‘kilang’manusia.Tiap-tiap bulan dia diberi cuti bergaji penuh. 7 sehingga 15 hari sebulan dia tak wajib sembahyang tetapi Allah anggap diwaktu itu sembahyang terbaik darinya..
2.) Cuti bersalin juga sehingga 60 hari. Cuti ini bukan cuti suka hati tapi, cuti yang Allah beri sebab dia bekerja dengan Allah..Orang lelaki tak ada cuti dari sembahyang…sembahyang wajib baginya dari baligh sehingga habis nyawanya…
3.) Satu lagi berita gembira untuk wanita,sepanjang dia mengandung Allah sentiasa mengampunkan dosanya..lahir saja bayi,seluruh dosanya habis.. Inilah nikmat Tuhan beri kepada wanita, jadi kenapa perlu takut nak beranak? Marilah kita pegang kepada tali Allah. Seandainya wanita tu mati sewaktu bersalin, itu dianggapmati syahid.. Allah izinkan terus masuk Syurga.
4.) Untuk peringatan semua wanita yang bersuami: Seluruh kebaikan suaminya,semuanya isteri dapat pahala tetapi dosa-dosa suami dia tak tanggung..
5.) Diakhirat nanti seorang wanita solehah akan terperanjat dengan Pahala extra yang banyak dia terima diatas segala kebaikan suaminya yang takdir sedari.. Bila dia lihat suaminya tengah terhegeh-hegeh di titian Sirat,dia tak nak masuk syuga tanpa suaminya, jadi dia pun memberi pahalanya kepada suami untuk lepas masuk syurga.Didunia lagi, kalau suami dalam kesusahan isteri boleh bantu tambah lagi di akhirat. Kalau seorang isteri asyik merungut, mulut selalu muncung terhadap suami dia tak akan dapat pahala extra ini..
6.) Manakala suami pula mempunyai tugas-tugas berat didalam dan diluar rumah, segala dosa-dosa anak isteri yang tak dididik dia akan tanggung ditambah lagi dengan dosa-dosa yang lain. Dinasihatkan kepada semua wanita supaya faham akan syariat Allah agar tidak derhaka denganNya. Dan semua lelaki fahami hati naluri seorang wanita & isteri agar tidak derhaka denganNYA.

Kisah Taubat Wanita Penzina Pada Zaman Rasulullah saw

Kisah Taubat Wanita Penzina Pada Zaman Rasulullah saw


Imam Muslim dalam Shahihnya , dan juga para penulis kitab sunnah telah meriwayatkan sebuah kisah taubat yang paling mengagumkan yang diketahui oleh manusia. 
Pada suatu hari Rasulullah duduk di dalam masjid, sementara para sahabat beliau duduk mengelilingi beliau. Beliau mengajari, mendidik dan mensucikan (hati) mereka.
Majlis tersebut dipenuhi oleh sahabat besar Nabi .
Tiba-tiba datanglah seorang wanita berhijab masuk ke pintu masjid. Kemudian Rasul pun diam, dan diam pula para sahabat beliau .
Wanita tersebut menghadap dengan perlahan, dia berjalan dengan penuh gentar dan takut, dia lemparkan segenap penilaian dan pertimbangan manusia, dia lupakan aib dan keburukan, tidak takut kepada manusia, atau mata manusia dan apa yang akan dikatakan oleh manusia.
Hingga dia sampai kepada Rasulullah , kemudian dia berdiri di hadapan beliau, dan mengabarkan kepada beliau bahwa dia telah berzina!
Dia berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan (maksiat yang mewajibkan adanya) hukuman had (atasku), maka sucikanlah aku!”
Apa yang diperbuat oleh Rasulullah ?
Apakah beliau meminta persaksian dari para sahabat atas wanita tersebut?
Tidak, bahkan memerahlah wajah beliau hingga hampir-hampir menitiskan darah. Kemudian beliau mengarahkan wajah beliau ke arah kanan, dan diam, seakan-akan beliau tidak mendengar sesuatu. Rasulullah berusaha agar wanita ini mencabut perkataannya, akan tetapi wanita tersebut adalah wanita yang istimewa, wanita yang shalihah, wanita yang keimanannya telah menancap di dalam hatinya. Maka Nabi bersabda kepadanya: “Pergilah, hingga engkau melahirkannya.”
Berlalulah bulan demi bulan, dia mengandung putranya selama 9 bulan, kemudian dia melahirkannya. Maka pada hari pertama nifasnya, diapun datang dengan membawa anaknya yang telah diselimuti kain dan berkata: “Wahai Rasulullah, sucikanlah aku dari dosa zina, inilah dia, aku telah melahirkannya, maka sucikanlah aku wahai Rasulullah!”
Maka Nabipun melihat kepada anak wanita tersebut, sementara hati beliau tercabik-cabik karena merasakan sakit dan sedih, dikarenakan beliau menghidupkan kasih sayang terhadap orang yang berbuat maksiat.
Siapa yang akan menyusui bayi tersebut jika ibunya mati? Siapakah yang akan mengurusi keperluannya jika had (hukuman) ditegakkan atas ibunya?
Maka Nabi bersabda: “Pulanglah, susuilah dia, maka jika engkau telah menyapihnya, kembalilah kepadaku.”
Maka wanita itupun pergi ke rumah keluarganya, dia susui anaknya, dan tidaklah bertambah keimanannya di dalam hatinya kecuali keteguhan, seperti teguhnya gunung. Tahunpun bergulir berganti tahun. Kemudian wanita itu datang dengan membawa anaknya yang sedang memegang roti. 
Dia berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah menyapihnya, maka sucikanlah aku!”
Dia dan keadaannya sungguh sangat menakjubkan! Iman yang bagaimanakah yang membuatnya berbuat demikian. Tiga tahun lebih atau kurang, yang demikian tidaklah menambahnya kecuali kekuatan iman.
Nabi mengambil anaknya, seakan-akan beliau membelah hati wanita tersebut dari antara kedua lambungnya. Akan tetapi ini adalah perintah Allah, keadilan langit, kebenaran yang dengannya kehidupan akan tegak.
Nabi bersabda: “Siapa yang mengkafil (mengurusi) anak ini, maka dia adalah temanku di sorga seperti ini…” Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam.
Dalam sebuah riwayat bahwa Nabi memerintahkan agar wanita itu dirajam, kemudian beliau menshalatinya. Maka berkatalah Umar : “Anda menshalatinya wahai Nabi Allah, sungguh dia telah berzina.” Maka beliau bersabda: “Sungguh dia telah bertaubat dengan satu taubat, seandainya taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang dari penduduk Madinah, maka taubat itu akan mencukupinya. Apakah engkau mendapati sebuah taubat yang lebih utama dari pengorbanan dirinya untuk Allah ?” (HR. Ahmad)
Sesungguhnya ini adalah rasa takut kepada Allah. Sesungguhnya itu adalah perasaan takut yang terus menerus berada pada diri wanita mukminah tersebut saat dia terjerumus ke dalam jerat-jerat syetan, dia menjawab jerat-jerat tersebut pada saat lemah. Ya, dia telah berbuat dosa, akan tetapi dia berdiri dari dosanya dengan hati yang dipenuhi oleh iman, dan jiwa yang digerakkan oleh panasnya maksiat. Ya, dia telah berdosa, akan tetapi telah berdiri pada hatinya tempat pengagungan terhadap Dzat yang dia bermaksiat kepada-Nya. Sesungguhnya ini adalah taubat sejati wahai hamba-hamba Allah.

Kenapa Wanita Menangis?

Kenapa Wanita Menangis?




Seorang anak kecil bertanya kepada ibunya, “Kenapa ibu menangis?”
“Sebab ibu perlu,” kata ibunya.
“Saya tidak faham,” kata anaknya.
Ibunya memeluk anaknya seraya berkata, “Dan kamu tidak akan pernah faham.”
Kemudian, anak kecil tersebut bertanya kepada ayahnya, “Kenapa ibu selalu menangis tanpa sebab, ayah?”
“Semua perempuan menangis tanpat sebab,” kata ayahnya yang endah tidak endah.
Anak kecil tersebut masih tertanya-tanya, akhirnya dia bertanya seorang ustaz. “Semestinya beliau tahu jawapannya,” sangkaannya.
“Wahai Ustaz! Kenapa wanita selalu menangis?”
Jawab Ustaz tersebut:
"Apabila Allah menciptakan wanita, Dia menciptanya dengan istimewa. Dia menjadikan bahu wanita kuat untuk membawa bebanan dunia, namun lembut untuk memberikan kelembutan. Dia mengurniakan wanita kekuatan untuk melahirkan anak. Dia mengurniakan wanita kekerasan untuk meneruskan hidup walaupun orang lain sudah mengalah, dan menjaga keluarganya walaupun sedang sakit dan letih tanpa merungut. Dia mengurniakan wanita sifat sensitif untuk menyayangi anaknya dalam apa jua keadaan, meskipun anaknya telah menyakitkan hatinya. Dia kurniakan pada wanita kekuatan untuk mengangkut tuduhan yang diterima suaminya dan dicipta dari rusuk suaminya untuk melindungi jantung suaminya. Dia mengurniakan kebijaksanaan pada wanita untuk mengetahui bahawa suami yang baik tidak akan menyakiti hati isteri, tetapi kadangkala menguji wanita tersebut untuk berada di samping suaminya tanpa terasa agak-agak. Maka Allah mengurniakan air mata untuk wanita.Air mata ini miliknya dan hanya menjadi miliknya. Dia tidak perlukan alasan, atau penerangan, air mata tersebut miliknya."
“Sebenarnya anakku, kecantikan wanita itu bukan pada pakaian dipakainya, wajahnya atau bagaimana dia menyikat rambutnya. Kecantikan wanita itu mesti dilihat dari matanya, kerana itulah pintu kepada hatinya – tempat di mana kasih sayang bersimpuh,” kata ustaz tersebut.
Akhirnya anak tersebut mendapat jawapannya yang tepat dan tidak pernah bertanya mengenainya lagi.